Medan Gudang Data Online ;
Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Sumatera Utara selalu gagal membeli gula produksi PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 2 untuk menjaga stabilitas harga di daerah itu.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Sumut di Medan, Rabu, Kepala Bulog Divre Sumut Nasrun Rahmani mengatakan, pihaknya tidak mengetahui penyebab tidak pernah memenangi tender gula PTPN 2.
Dalam beberapa kali penjualan gula di PTPN 2, pihaknya selalu berupaya untuk melakukan pembelian melalui prosedur tender.
Pihaknya selalu menawarkan harga pembelian Rp9.510 per kg atau di atas jumlah prediksi yang ditetapkan PTPN 2 yaitu Rp9.300 per kg.
Namun pihaknya selalu kalah tender karena ada pihak lain yang mengajukan harga pembelian sebesar Rp9.700 per kg.
Disebabkan ingin menjaga stabilitas harga dan memelihara ketersediaan gula di Sumut, pihaknya menawarkan harga Rp9.700 per kg sebagaimana tawaran pihak pemenang tender.
"Namun tetap tidak diterima juga," katanya.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumut Tengku Dirkhansyah Abu Subhan Ali mengaku kaget atas penolakan PTPN 2 terhadap pembelian dari Bulog tersebut.
"Seakan-akan PTPN 2 tidak mau peduli dengan kebutuhan masyarakat Sumut," kata politisi Partai Demokrat itu.
Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Sumut Brilian Moktar mengatakan, fenomena itu dapat menjadi pembenaran rumor tentang adanya kelompok mafia dalam penjualan gula di PTPN 2.
Politisi PDI Perjuangan itu menyatakan, pemerintah melalui Kementerian BUMN harus mengambil kebijakan khusus guna mengatasi masalah tersebut.
"Harus ada kebijakan khusus. Negara tidak boleh kalah sama mafia," katanya.
Brilian juga mengaku heran dengan sikap PTPN 2 yang tidak memprioritaskan Bulog dalam pembelian gula tersebut.
"Padahal, Bulog dan PTPN 2 sama-sama milik pemerintah. Kenapa PTPN 2 tidak membantu Bulog yang ingin menjaga stabilitas harga.(Topan P.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar