Senin, 15 April 2013
Cegah Amuk Massa dan Anarkisme
Amuk massa merupakan hal yang esensial karena tindakan amuk massa menggambarkan masyarakat tidak puas akan suatu keadaan sehingga pemerintah khususnya pemerintah daerah harus bermusyawarah atau berkolaborasi dengan masyarakat guna pencegahan amuk massa yang bisa berujung pada anarkisme.
Demikian salah satu kesimpulan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Anggota Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) kabupaten dan kota se Sumut yang dibuka Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST diwakili Kepala Badan Kesbangpol Linmas Sumut Drs H Eddy Syofian MAP yang berlangsung dua hari, Jumat dan Sabtu (12-13/4) di Hotel Niagara Parapat.
Forum bertajuk “Bisakah Amuk Massa dan Anarkisme Dicegah ?” tersebut menghadirkan sejumlah narasumber selain Eddy Syofian juga Wadir Intelkam Poldasu AKBP Ponidi, Prof Dr Irmawati Psikolog (Dekan Fakultas Psikologi USU), Kol Purn H Nurdin Sulistyo SSos (Ketua FKDM Sumatera Utara), Kabinda Sumut, Drs Ansar Yamamah MA (Dosen Fakultas Syariah IAIN Sumut/Ketua Pusat Kajian Deradikalisasi IAINSU), H Syofian Harahap (tokoh pers) dan Dina Lumbantobing (Aktifis Perempuan/Pegiat Ornop).
Pertemuan Bahas 800 Ha Hutan di Tele Kab. Samosir “Panas”
Komisi A DPRD Sumatera Utara melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten
Samosir, Jumat (12/4) menyikapi semakin memanasnya tuntutan masyarakat
menuntut Pemkab Samosir mencabut segala izin PT Gorga Duma Sari di APL
Tele, seluas 800 hektar.
Pertemuan dengan Komisi A DPRD Sumut dengan Pemkab Samosir,
managemen PT GDS dan Forum Pesona sebagai perwakilan masyarakat yang
menggelar aksi demo menentang penebangan hutan beberapa hari lalu, di
Ruang Rapat Kantor Bupati Jalan Rianiate Pangururan sempat memanas.
Pada sambutannya Sekdakab Samosir Hatorangan Simarmata mengharapkan
semua stake holder yang hadir pada pertemuan itu, tetap saling
menghargai dengan sudut pandang positif dalam penyampaian pendapat,
dalam bentuk apapun itu.
Ketua Komisi A Oloan Simbolon didampingi Syamsul Hilal, Arifin
Nainggolan, Alamsyah Hamdani, Amsal Nasution, Washington Pane, Hasbullah
Hadi, Fitri dan Megalia, meminta penjelasan sesungguhnya dari Pemkab
Samosir melalui satuan kerja terkait dan aspirasi masyarakat melalui
Forum Pesona.
Saat penyampaian pendapat sempat terjadi ketegangan, ketika Dirut
PT GDS Jonni Sihotang memberi penjelasan terkait operasional
perusahaannya, yang langsung ditanggapi Fernando Sitanggang sebagai
perwakilan masyarakat yang keberatan dengan aktifitas penebangan di
hutan Tele.
Keduanya sempat adu mulut dengan tingkat emosi yang suhunya semakin
tinggi, namun Ketua Komisi A Oloan Simbolon meredakan suasana, dengan
mengatakan tetap memegang etika, karena agenda rapat harus melalui
pimpinan rapat demi keterteban.
Setelah mendengar aspirasi dari seluruh peserta rapat, termasuk
berbagai pertanyaan anggota Komisi A kepada perwakilan masyarakat dan
para pemangku kebijakan di Samosir, Ketua Komisi A Oloan Simbolon
menentukan hasil rapat.
Kesepakatan ditentukan dengan “melanjutkan” penghentian sementara
aktifitas PT Gorga Duma Sari di APL Tele, sampai mekanisme terbitnya IPK
di lokasi dimaksud dikoordinasikan dengan Departemen Kehutanan di
Jakarta.
Oloan yang ditanya wartawan, tentang sanksi apa yang dikenakan
kepada pihak PT GDS apabila di sana ditemukan aktifitas setela pertemuan
ini mengatakan, perlu dipahami bahwa sanksi yang paling berat adalah
moral.
Oleh karenanya komitmen ini harus dipegang teguh oleh semua pihak,
karena agenda ini akan dibawa ke DPRD Sumatera Utara untuk dibahas. Dan
selanjutnya Banmus akan menjadwalkan keberangkatan legislatif ke
Departemen Kehutanan. Dan pihak terkait seperti Dinas Kehutanan
Kabupaten Samosir dan Propinsi, Badan Lingkungan Hidup Samosir dan
Propinsi diminta ikut serta, ujarnya
Komisi D DPRDSU Rekomendasi Perpanjangan Runway Bandara Binaka
Komisi D DPRD Sumut merekomendasikan kepada Pemprovsu maupun pemerintah pusat agar membantu pembiayaan perpanjangan runway (landasan terbang) pesawat di Bandar Udara Binaka, Kota Gunung Sitoli. Hal itu diperlukan demi percepatan pembangunan dan peningkatan perekonomian masyarakat di Kepulauan Nias khususnya Kota Gunung Sitoli.
Hal itu terungkap dalam kunjungan kerja
Komisi D DPRD Sumut ke Kota Gunung Sitoli, diterima Wali Kota Martinus
Lase di Aula Kantor Pemko, kemarin. Kunker Komisi D DPRDSU dipimpin
Ketua dan Wakil Ketua Komisi D DPRDSU, Guntur Manurung dan Sudirman
Halawa, diikuti sejumlah anggota.
Di antaranya H Ajib Shah, Budiman P
Nadapdap, H Marahalim Harahap, Analisman Zalukhu, Murni Elieser Verawaty
Munthe, H Muhammad Nuh, Muhammad Nasir, Restu Sarumaha, dan Ramli.
Pada peninjauan landasan terbang Bandara
Binaka, kalangan dewan mengaku kondisi runway tersebut cukup
memprihatinkan bagi keselamatan pesawat. Sebab selain kurang lebar dan
panjang, kondisi landasan terbang Bandara Binaka juga saat ini kondisi
cukup kasar.
"Sangat terasa sekali tadi sewaktu pesawat mendarat sangat kasar, sehingga para penumpang sedikit histeris menjerit,"katanya.
Untuk itu, Ketua Komisi D dan Anggota
Guntur Manurung dan Budiman P Nadapdap menyatakan mendukung perpanjangan
runway Bandara Binaka Gunung Sitoli."Kita berharap Pemprovsu turut
serta mengalokasikan dana untuk perpanjangan runway Bandara Binaka,
minimal 500 meter lagi. Hal ini diperlukan ke depan, agar Bandara Binaka
bisa dilandasi pesawat berbadan lebar seperti Boeing 737,"katanya.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan menyatakan,
perlunya perpanjangan landasan pacu di Bandara Binaka sebagai momentum
awal percepatan pembangunan di Kepulauan Nias.
"Kita yakin, jika bandara dibenahi
diikuti dengan pembenahan sarana infrastruktur lainnya di Kepulauan Nias
khususnya Gunung Sitoli, cita-cita pembentukan Provinsi Kepulauan Nias
akan segera terwujud,"kata Guntur dan Budiman.
Sebelumnya, Wali Kota Gunung Sitoli,
Martinus Lase mengaku, pihaknya sangat berharap kepada pemerintah
khususnya Pemprovsu agar membantu pembiayaan perpanjangan landasangan
terbang hingga pembenahan sarana-prasarana infrastruktur Bandara Binaka.
Sebab, bandara tersebut merupakan satu-satunya pintu masuk yang mudah
dilalui jika daerah lain menuju seluruh penjuru Kepulauan Nias.
Menurut Martinus, mendesaknya dilakukan
perpanjangan runway Bandara Binaka agar bisa dilandasi oleh pesawat
berbadan besar seperti pesawat boing. Sebab, landasan terbang Bandara
Binaka saat ini hanya bisa dilandasi pesawat berbadan kecil seperti
Wings Air jenis ATR.
"Kita sudah beberapa kali bertemu dengan
Menteri Perhubungan, yang menyatakan bersedia untuk memperpanjang
landasan sehingga bisa menampung pesawat besar yang langsung dari
Jakarta ke Kepulauan Nias.Untuk itu, kami juga berharap dukungan dari
Pemprovsu,"kata wali kota.
Menanggapi pernyataan wali kotai,
Anggota DPRDSU dari Fraksi Partai Demokrat, Marahalim Harahap minta
kepada wali kota, agar meningkatkan komunikasinya dengan Pemprovsu dalam
melobi realisasi prgram anggaran pembangunan di daerah.
Dia juga berharap wali kota bersama
kepala daerah lainnya di Kepulauan Nias bersatu dalam melakukan lobi
program pembangunan ke pemerintah di atasnya yakni Pemprovsu.
Langganan:
Postingan (Atom)